Aku Sara - (2/28)
Sarapan. Banyak opini menyerukan bahwa sarapan itu menjadi kebutuhan. Sampai pada akhirnya ada kalimat.
"Jangan lupa sarapan, supaya kuat menjalani kehidupan."
-----------
Sarapan. Banyak opini menyerukan bahwa sarapan itu menjadi kebutuhan. Sampai pada akhirnya ada kalimat.
"Jangan lupa sarapan, supaya kuat menjalani kehidupan."
Ah yaelah. Tapi bagiku kalimat itu bertentangan. Apalah arti sarapan jika tidak dibarengi dengan senyum keceriaan. Aku tidak pernah sarapan, mungkin sudah menjadi kebiasaan. Dan meskipun aku tidak sarapan, rasanya seperti masih tersimpan amunisi kekuatan untuk menjalankan kehidupan. Padahal jika kedua orang tuaku tau, pastilah mereka mengomeliku.
"Kamu tau motor? Motor bisa saja digunakan tanpa memanaskan mesin dulu sebelumnya. Tapi motor yang seperti itu mudah sekali rusak. Apalagi tubuhmu."
Begitulah nasihat yang selalu aku ingat. Tapi aku memang orang yang badung untuk mendengarkan nasihat. Selama itu masih baik kenapa tidak. Itulah pemikiran jangka pendek waktu itu.
Pernah waktu yang lalu, aku hanya terkulai lesu. Aku sakit berminggu-minggu. Untuk makanpun tidak ada nafsu. Ibuku membuatkan bubur dan menyuapkannya padaku. Rasanya aku tidak ingin kembali itu terjadi.
Dan dengan begitu terkadang aku sempatkan sarapan jika memang benar-benar aku memerlukan. Aku biasa beli bubur disini. Abang-abangnya ramah, tidak jarang banyak orang yang juga beli disini. Bagiku dimanapun aku makan, tidak peduli itu dipinggiran sekalipun. Asalkan tempat itu bersih dan nyaman tidak ada yang perlu dipermasalahkan.
"Bang, biasa bubur ya satu aja, sama sate ati."
Cukup dengan begitu abangnya sudah tau, apa yang aku mau. Seperti peramal bukan?
Dengan cepatnya satu bungkus bubur siap aku bawa, kurogohi saku jaket dan aku dapati uang pas tanpa perlu kembalian.
"Terimakasih bang."
----------------------------------------------
"Sarapan hanya dilakukan oleh orang lemah, dan aku masih lemah kali ini."
"Ibarat kata sarapan adalah kebutuhan tambahan yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan badan, begitupun dengan dzikir."
"Sarapan hanya dilakukan oleh orang lemah, dan aku masih lemah kali ini."
"Ibarat kata sarapan adalah kebutuhan tambahan yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan badan, begitupun dengan dzikir."

Comments
Post a Comment