----------------------------------------------------------------------------------"Aku melaju dengan motor butut ku untuk melihatmu. Tak sabar rasanya untuk menghabiskan waktu bersamamu dan sampailah aku di kedai tempat biasamu. wanita yang tidak tau diri ini justru menyambangimu. Canggung dan bahagia rasanya bisa melihatmu kembali. Aku dengan malunya memesan 1 kopi. Lantas kamu menawarkan ku duduk. aku tidak tau harus bagaimana dan apa yang aku ungkapkan ke kamu. karena aku benar-benar merasa senang bersamamu. aku seperti menemukan tempat ternyaman untuk aku kembali. meskipun aku tidak tau perasaanmu. entah omongan apa yang aku ungkapkan waktu itu, rasanya tidak ingin aku ungkapkan dan menggantinya dengan BAHAGIA bersamamu. waktunya memang singkat, namun memberi banyak kesan berat untukku. Panggilan terus berdering seiring waktu terus larut, tidak ingin rasanya aku kembali ke rumah karena aku sangat nyaman bersamamu, dimana selama ini aku tidak menemukan kehangatan seperti itu. dan darisitulah puncak dari kesedihanku."-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sejak pertemuan itu, aku selalu menangis. ya memang aku adalah orang yang "cengeng" katamu. aku benar tidak tau harus bagaimana. Aku takut melangkah meninggalkanmu, namun aku takut menjadi karma balik untuk aku. mengetahui kamu akan menjauhiku, ibarat hal yang tidak ingin aku ketahui. meskipun kamu kerap mengatakan itu semua tergantung keputusanku.
sampai kapanpun, kamu adalah anugerah terindah.
meskipun aku tidak tau akhir cerita ini seperti apa, namun seperti yang aku katakan.
Aku tanpamu adalah bahagia dalam kepalsuan.
SEMUA TENTANGMU MASIH TERSUSUN RAPIH
Comments
Post a Comment