Skip to main content

MANAJEMEN WAKTU KITA SEBAIK MUNGKIN



Aku pernah mengikuti sebuah kajian tema menarik mengenai bagaimana menyusun life plan yang tepat dan tentu saja, kiat manajemen waktu. Sebab, seperti kita tahu, kita baru saja memasuki babak baru kehidupan di tahun 2020 ini, sementara terkadang aku masih kacau dalam urusan ini. Jadi kupikir, tema ini sangat relate sekali, hmm XD.

Diawali dengan sebuah motto, “Waktu adalah kehidupan dan kehidupan adalah waktu” (kurang lebih Imam Hasan Al Banna juga pernah menyampaikan hal ini), manusia sebenarnya tengah berada dalam fase yang sangat menentukan. Yap, hidup di dunia. Islam mengajarkan bahwa dunia adalah tempat mencari sebanyak-banyaknya bekal dan amal untuk kehidupan sebenar-benarnya di akhirat kelak. Nah, karena waktu di dunia ini sangat terbatas serta kesempatan hidup di dunia pun hanya sekali, maka kita harus mempunyai perencanaan yang matang. Mau dibawa ke mana, sih, hidup kita ini? Sebenarnya, kita hidup buat apa?

Jawabannya ternyata ada di surat Adz Dzariyat ayat 56, yang artinya, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Untuk itulah, agar apa-apa yang kita lakukan sekarang menjadi terarah dan tidak sia-sia, kita harus membuat perencanaan terlebih dahulu. Oh iya, sebelum membuat perencanaan, ada baiknya kita mengawalinya dengan “Bismillaahirrahmaanirrahiim”. Supaya apa? Segala sesuatunya diberkahi, dan apa yang akan kita tulis nantinya bisa mendapat petunjuk dan arahan dari Allah. Bagaimana tahap-tahapnya secara garis besar?

1. Buat visi dan misi hidup.

Ngomong-ngomong soal visi misi hidup manusia, sebenarnya semuanya sudah diatur dalam Al Qur’an, tinggal bagaimana kita bisa memahami dan mengamalkannya. Hayo gimana kabar tilawah kalian hari ini? 😔

2. Buat perencanaan kehidupan itu.

Sayangnya, kebanyakan dari kita, jika disuruh membuat life plan, pasti lebih banyak menulis mengenai unsur duniawi dan seringnya lupa untuk menyusun visi ukhrawi. Padahal, segala urusan di bumi seharusnya mampu mengantarkan kesuksesan kita untuk kehidupan selanjutnya, huhu ☹

3. Target peran setiap awal tahun.

Pastinya kita memiliki banyak peran sebagai manusia. Di satu waktu kita menjadi anak dari orang tua kita, sekaligus menjadi karyawan, misalkan. Atau ternyata, kita punya amanah lain. Pahami dahulu sisi diri kita, dan optimalkan peran-peran itu! 🔥

4. Lakukan dengan konsisten.

Ingat, jangan W A C A N A (colek orang-orang yang suka begini hhh)🙈

Setelah memahami konsepnya, kita akan diarahkan untuk satu per satu menjalankan rencana kita. Eits, tapi, sebelum mengimplementasikan life plan itu sendiri, jangan lupakan beberapa tips dan tahapan sebagai berikut.

1. Sadari bahwa kamu adalah masterpiece.

Bahasa gaulnya, love yourself first. Kamu harus menganggap dirimu berharga dan percaya atas kapasitas diri untuk mampu menjalankan life plan tersebut :D

2. Tetapkan prestasi terbaik selama hidup.

Kira-kira, dalam momen hidup kita yang cuma sekali ini, nih, kita pengen jadi apa, sih? Misal kalau kita mati, kita pengen dikenal di mata Allah sebagai apa? Ahlussunah, pendiri yayasan sosial, ilmuwan yang bermanfaat buat orang lain, apapun itu. Coba tetapkan dari sekarang.

3. Jadilah seorang expert.

Untuk mendukung yang nomor 2 di atas, tentu saja kita harus jadi ahli dalam bidang tersebut. Bila belum menemukan, mari kita cari dengan formula berikut: apa kegiatan kita yang paling banyak menghabiskan waktu setiap hari? Dari sana, kelompokkanlah aktivitas kita berdasarkan kemampuan yang dikuasai, sesuatu yang disukai, dan yang (berpotensi) menghasilkan penghasilan. Sekadar berbagi, kalau aku mungkin menjadi penulis, hehe, that’s my passion.

4. Sempurnakan hidupmu sekarang (rumus 90 hari).

Artinya adalah, kita harus mampu menjawab pertanyaan ini: apa yang harus kita siapkan sekarang untuk menunjang masa depan (nomor 2 dan 3 tadi) biar ga sekadar mimpi semata? Misal nih, aku pengennn banget jadi penghafal Al Qur’an. Maka, aku harus mulai memperbaiki bacaan Al Qur’anku dengan belajar tahsin, kemudian merajinkan tilawah harianku, juga mencari komunitas yang bisa mendukung “atmosfer” tersebut

Yo! Kalau kemarin kita baru saja belajar mengenai bagaimana cara tepat membuat life plan, maka pada bagian kedua ini, kita akan memperdalam ilmu mengenai manajemen waktu, secara spesifiknya, menurut pedoman Al Qur’an.

Sebelumnya, kita pasti sama-sama tahu, kalau setiap manusia mempunyai porsi 24 jam yang sama dalam satu hari. Rasanya nggak mungkin bila tiba-tiba ada seseorang yang satu harinya tuh 30 jam, iya nggak? Nah, yang membedakan adalah bagaimana setiap masing-masing kita menggunakan 24 jam itu. Sebagai contoh, aku tidur selama 6 jam. Lalu, total akumulasi kebutuhan jasmani berupa makan, minum, dan mandi, semuanya menghabiskan 2 jam. Kemudian, untuk ibadah shalatku, katakanlah secara kasar menghabiskan waktu 1 jam. Dan, 8 jam kugunakan untuk kerja. Sisanya? Tujuh jam! Ya, 7 jam itu lumayan, lho. Mau kupakai untuk apa sisa waktu itu? Jika dipikir-pikir lagi dengan logika, bukankah rasanya sangat disayangkan bila hanya habis kupakai untuk rebahan, fangirlingan, hapean, bucin day6? Rugi, kan? ☹

Sejatinya, 7 jam inilah yang krusial membedakan kualitas dan kapasitas seseorang dengan orang lain, tentang bagaimana memanfaatkan keluangan waktu. Kalau dulu kita inginnya melakukan apapun yang kita sukai, sekarang, mari sama-sama geser mindset kita. Coba, deh, dari 7 jam itu, kita sisihkan sebagian waktu untuk membaca dan mentadabburi isi Al Qur’an, seperti pernyataan Ir. Abduldaem Al Kaheel dalam bukunya yang berjudul ‘Kuingin Waktuku jadi Jembatan menuju Surga’: “Cara paling baik adalah dengan mengosongkan bagian waktu dalam hidup kita untuk diberdayakan melalui perenungan terhadap ayat Al Qur’an, atau dengan mendengarkan bacaan tilawah.” Untuk permulaan tak perlu berlama-lama pun tak apa. Yang penting, satu hari itu kita sudah berinteraksi dengan Al Qur’an. Biar apa, sih?

Tentu saja. Agar berkah waktu kita. Agar apa yang bakal dilakuin dalam sehari bisa mendatangkan kebaikan lebih banyak. Agar hari juga hati kita tertata, sehingga keputusan yang diambil akan lebih banyak mendekati pada kebenaran. Karena jujur, aku merasakan sendiri, pernah satu hariku itu kacau banget. Mungkin karena akumulasi dosa-dosa kecil yang awalnya dilakukan dari hal-hal melenakan seperti mendengarkan musik, sampai-sampai Al Qur’an pun enggan mendekatiku. Astaghfirullah aku ☹

Sebenarnya, cukup itu, teman-teman, kunci dari manajemen waktu terbaik: mau bermesraan dengan Al Qur’an. Maka dari itu, beberapa tahapan manajemen waktu harus kita lakukan, seperti berikut:


1. Sejak awal menanamkan konsep bahwa hidup di dunia hanya satu kali, dengan durasi waktu yang sangat sebentar. Ingat, teman-teman, sebelum melakukan segala aktivitas kita, kita harus tahu alasan kita melakukannya. Apakah bisa mendatangkan ridho Allah, misalnya? Sebab, dari ridho Allah itulah, kita sedang menanam investasi untuk bekal akhirat nantinya.

2. Tsiqah—atau percaya dan yakin—kepada Allah. Bukankah Allah Maha Mengatur segalanya—termasuk waktu? Maka, tumbuhkan rasa percaya pada-Nya.

3. Bermohon sungguh-sungguh kepada Allah. Jangan remehkan kekuatan doa, teman, agar dalam pelaksanaannya, kita mampu dimudahkan oleh Allah untuk senantiasa istiqomah.

Setelah itu, barulah kita simak tips-tips yang mendukung kita dalam mengelola waktu dengan sebaik-baiknya, yang diantaranya adalah:

1. Manfaatkan waktu saat tidur dan optimalkan waktu saat bekerja. Intinya, fokus! 😊

2. Hindari hal-hal yang bisa menghabiskan waktumu, seperti kebanyakan gadget (game dan medsos), suka menunda, gosip dan obrolan unfaedah, perfeksionis, dan tidak mau berkata tidak. ☹

3. Move on! Maafkan kesalahan masa lalumu karena terkadang, hal seperti baper dkk nya senang menghambat pekerjaan kita. ☹

4. Jauhi sifat overthinking, dan arahkan pikiran pada hal positif 😊

5. Tawakkal kepada Allah 😊

Nah, dengan menjalankan beberapa kiat di atas, insyaaAllah, teman-teman akan lebih mampu menjalankan peran serta merealisasikan life plan yang telah dibuat. Memang tidak mudah, tapi kuyakin, begitu kita jalani dengan sabar dan ikhlas, hidup kita nantinya akan jauh lebih tenang dan tertata. Semangat berproses, kawan seperjuangan!

Comments

Post a Comment

Popular Posts

About Anime

Anime ( Japanese : アニメ ? , [anʲime]  ( listen ) ) is a term used to refer to Japanese animated productions featuring hand-drawn or computer animation. The word is the abbreviated pronunciation of "animation" in Japanese, where this term references all animation. The meaning of the word anime can vary slightly, definitions include animation from Japan or, alternatively, a Japanese-disseminated animation style often characterized by colorful graphics, vibrant characters and fantastic themes. Arguably, the stylization approach to the meaning may open up the possibility of anime produced in countries other than Japan. For simplicity, many Westerners strictly view anime as an animation product from Japan. [3] Some scholars suggest defining anime as specifically or quintessentially Japanese may be related to a new form of orientalism. [7] The earliest commercial Japanese animation dates to 1917, and production of anime works in Japan has since continu...

Arti Mimpi

 Akhir ini, aku sering kedatangan kamu dalam mimpiku. Ya mungkin seperti yang orang lain tau, bahwa kemungkinan aku terlalu sering memikirkan kamu. Sampai aku tidak ingin beranjak dari mimpi itu. Karena hanya melalui mimpilah aku bisa membenarkan yang salah. Aku bisa leluasa untuk bersama denganmu. Rasanya wajahmu sangatlah jelas dipandang. 

SURAT TERAKHIR

  MEMILIH YANG SALAH     Dears Tuan 26 Tersayang, Mungkin yang kamu kenal adalah aku yang dulu, ceria, bersemangat, dan selalu bersyukur. Tapi aku menyadari bahwa aku bukan lagi yang dulu, waktu dan keadaan mengubah aku. Aku yang dulu tumbuh penuh kasih sayang, merasa sudah tidak lagi merasakan itu. Aku merasa saat ini bukanlah diri aku. Aku merasa asing. Aku selalu merasa sendiri diantara kerumunan orang. Kepekaanku semakin tajam. Hal yang harusnya biasa tapi aku terlalu berlebihan memikirkannya. Disisi lain aku adalah tulang punggung keluarga, dimana keluargaku adalah keluarga kecil yang berbeda. Ayah yang cacat yang tidak punya pekerjaan tetap, sedang adik-adikku yang masih kecil. Rasanya berat bagi aku untuk memikirkan sebuah percintaan, dan aku trauma dengan masalalu yang membuat aku semakin tidak percaya tentang kasih sayang seseorang yang asli. Aku tidak bisa membedakan mana yang benar-benar sayang dan mana yang hanya sekedar bermain-main. Rasanya p...