Sara - 04/28
"Ku berikan mawar ini untukmu, jaga baik-baik supaya tidak layu. Biarkan dia menjadi simbol cintaku."
Halah, ngoponan to iku. Ndadak ngenehke kembang-kembangan kokui reng pacarmu. Wong durung mesti pacarmu iku sing bakalan nyanding karo awakmu. Le pak ngenei kui sing pasti-pasti wae, kembang iku yo mesti layu. Berarti cintamu bakalan layu. Turneh sing mbok kei reng pacarmu iku kembang ngepek neng tanggane, ora modal.
Kemarilah akan ku ceritakan tentang bunga mawar itu dalam sisi yang lain. Siapa yang tidak tau bunga mawar ? Ratunya seluruh bunga. Banyak sekali arti terselubung dalam bunga mawar. Didalam filosofis simbolisme maupun mistikisme sosok. Mawar yang memiliki
sifat yang total dan mendalam, hal tersebut banyak diungkapkan dengan
lambang, bisa berupa cerita, perumpamaan, warna, rupa dan
lain sebagainya.
Mawar dia adalah sosok bunga yang hidup secara
mandiri dan didalam kesederhanaannya dan tanpa iri melihat keindahan
atau kemewahan yang ada disekelilingya, namun bunga mawar tetap akan
memberikan keindahan yang mempersona dan bermanfaat bagi orang lain. Dia
bisa tumbuh ditempat yang tandus sekalipun,
Dan bila ia dipetik maka tak akan dapat lagi tumbuh, tetapi Mawar
tersebut tidak akan langsung mati, keindahan sang mawar tetap ada saat
ia belum layu. Mawar sudah terbiasa hidup diatas tangkai yang kecil serta
dahannya yang penuh oleh duri yang menantang namun dia tetap mampu
mengatasinya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Warna dalam mawar pun memiliki definisi tersendiri serta harumnya memanjakan.
Ketika sampai pada puncak kesuburannya sebagai masa kejayaannya sang
mawar tetap tidaklah sombong dan ketika layu pun ia harus turun
dari kedudukannya. Dia tidak akan frustasi namun secara selangkah demi
selangkah dia akan menyesuaikan dirinya untuk memahami dan menerima
serta menyadari bahwa hidup didunia ini tidak ada yang kekal dan abadi.
Gambaran mawar lain yaitu dia diidentikkan dengan feminisme padahal mawar itu memiliki sifat maskulin ? mengapa ? sebab mawar banyak disukai kalangan perempuan. Dan apa yang disukai perempuan itu bersifat maskulin. Sifat maskulin sendiri mengambarkan sifat kesatriaan, arti satria bukanlah
sebuah kemenangan dari suatu perlawanan melainkan sebuah perjuangan yang
tak henti-hentinya.
Ngetik panjang lebar, intinya apa? Hehehe. Kiranya akupun tidak tau persis mengapa aku jadi begini. Mungkin masih efek lemah yang masih menguasai diri. Sembari aku meringis menahan tangis aku masih duduk dengan manis ditemani suara ketikan keyboard tua ini dan berimajinasi.
-------------------------
"Keindahan tak berlangsung lama dan muncul dengan mudahnya, semua ada masanya kecuali yang punya yaitu Allah SWT."

Comments
Post a Comment