Sering kali mendengar bahkan kita sendiri yang mengucapkan, " Ahh, coba tadinya aku....", "Ahh seharusnya aku itu harus lebih..." "Ahh, andai aku
tidak begini kemarin", "Ahh, kalau saja aku ga ngikutin kata dia", atau
"Ahh, coba aja gini...", dstnya. Termasuk akupun pernah mengucapkan kalimat tersebut.
Apa yang terlintas dalam fikiran kita saat itu? Apakah kita melupakan bahwajika hal yang telah kita keluhkan itu adalah pilihan Allah? Yang kita sesalkan itu adalah rencana yang telah Allah rancang, dan Allah Kehendaki? Kenapa kita tidak bisa menerimanya? Padahal Allah lah yang tau yang terbaik untuk kita.
Pepatah yang terkenal pun berbunyi "Manusia hanya bisa merencanakan, sedangkan Allah lah yang memberi keputusan"
Apa yang terlintas dalam fikiran kita saat itu? Apakah kita melupakan bahwajika hal yang telah kita keluhkan itu adalah pilihan Allah? Yang kita sesalkan itu adalah rencana yang telah Allah rancang, dan Allah Kehendaki? Kenapa kita tidak bisa menerimanya? Padahal Allah lah yang tau yang terbaik untuk kita.
Pepatah yang terkenal pun berbunyi "Manusia hanya bisa merencanakan, sedangkan Allah lah yang memberi keputusan"
"Allah senang ga melihat hambanya
berusaha?" Allah pun berfirman jika tidak ada yang bisa mengubah suatu
kaum kecuali usaha kaum itu sendiri
"Terus boleh ngga kita ngga ambil
hasil yang ada?"
Ohh jelas boleh, jelas benar jika Allah menyukai hambanya yang berusaha, e tapi berusaha lho bukan mengeluh.. Jikapun menolak dengan hasil yang telah ada, itupun Allah yang merencanakan.
Ohh jelas boleh, jelas benar jika Allah menyukai hambanya yang berusaha, e tapi berusaha lho bukan mengeluh.. Jikapun menolak dengan hasil yang telah ada, itupun Allah yang merencanakan.
Jikapun memutuskan untuk pasrah pun itu sudah Allah rencanakan. Lalu,
dimana kata "merubahnya" jika semua hal telah Allah rencanakan?
Terdengar kisah jika ada tempat yang bernama Lauh Mahfudz, tempat semua takdir orang telah tertuliskan bahkan hingga 50th ke depan pun telah tercatat.
Wallahu'alam dengan yang dimaksud "merubah" itu dimana, tetapi yang telah pasti dan tak akan berubah itu adalah kelahiran, kematian, rezeki, dan jodoh.
Jangan memusingkan hal yang belum pasti hingga melupakan hal yang telah pasti. Masih ada maut yang menjadi batas antara masa depan dengan masa yang kini dijalani.
Apapun itu, mau yang tidak disukai ataupun disukai, terimalah. Jikapun kita berusaha tetapi hasilnya tetap sama, terimalah.
Terdengar kisah jika ada tempat yang bernama Lauh Mahfudz, tempat semua takdir orang telah tertuliskan bahkan hingga 50th ke depan pun telah tercatat.
Wallahu'alam dengan yang dimaksud "merubah" itu dimana, tetapi yang telah pasti dan tak akan berubah itu adalah kelahiran, kematian, rezeki, dan jodoh.
Jangan memusingkan hal yang belum pasti hingga melupakan hal yang telah pasti. Masih ada maut yang menjadi batas antara masa depan dengan masa yang kini dijalani.
Apapun itu, mau yang tidak disukai ataupun disukai, terimalah. Jikapun kita berusaha tetapi hasilnya tetap sama, terimalah.
Leave something because Allah, then it must be replaced with a better one.
— Vivie Widiyatun Nisa (@vieviewii9) July 27, 2018
Comments
Post a Comment