Skip to main content

Jangan Jadikan Alasan untuk Meninggalkan Kewajiban

Setiap insan di dunia ini memiliki kewajiban yaitu Salat. Apa sih kewajiban itu? Kewajiban adalah tanggungan yang diberikan kepada seseorang yang jika seseorang itu tidak melakukannya maka seseorang itu akan berdosa, dan jika dilaksanakan akan menambah pahala. Untuk umat islam kewajibannya salah satunya yaitu salat.
Tapi pada kenyataannya banyak orang bahkan mungkin aku sibuk mengejar kebahagiaan dunia lantas kita melupakan kewajiban dan melupakan akhirat. Apakah kita berfikir mengapa kita diciptakan? Dan siapa yang menciptakan kita? Sudahkah kita berfikir sejauh itu? Kita di dunia ibaratkan kita akan menuju suatu tempat menggunakan transportasi dan kita di dunia hanyalah transit.
Banyak manusia bahkan mungkin aku yang dengan santainya melalaikan salat tanpa rasa sedih maupun bersalah. Dengan berbagai macam alasan mulai dari lupa, banyak tugas, banyak kerjaan, dalam perjalanan jauh, tidak ada air, sudah habis waktunya, dan masih banyak lagi. Berapa lamakah kita salat? Apakah hal yang kamu lakukan jauh lebih penting dari salat? Padahal jika kita hitung total waktu ketika kita beraktivitas dengan waktu salat, waktu aktivitas kita lebih banyak dari waktu salat. Harusnya kita bersyukur, karena apa? Kita diwajibkan salat hanya dalam 5 waktu saja yaitu Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, Ishak. Coba bayangkan jika kita dahulu diwajibkan 50 kali dalam satu hari, dan Nabi Muhammad S.A.W tidak meminta keringanan? Akan berapa kalikah yang kita jalankan? Kuatkah kita menjalankan? Jika 5 waktu saja hanya satu kali yang kita kerjakan? Atau bahkan sama sekali tidak kita kerjakan?. Sungguh Nabi Muhammad memikirkan kita, menyayangi kita, namun apa yang kita lakukan untuk membalasnya? Sudahkah kita menjalankan salat 5 waktu?.
Alasan apalagi yang akan kita pakai? Apakah tidak ada rasa sedih, malu terhadap Allah bahkan orang-orang yang sakit namun dia tetap salat. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Bukankah kita telah diberikan kemudahan? Namun sayang kita hanya menyia-nyiakan. Apakah di dunia ini kita akan hidup abadi? tidak. Bisakah kita membayangkan kelak di hari pembalasan di Akhirat yang abadi? Akan jadi apakah kita nanti?.
Banyak orang bahkan aku menyesal dikemudian hari dan menginginkan agar waktu bisa terulang kembali. Kita menyesali ketika kita dalam keadaan terpuruk namun kemanakah kita ketika kita berada di atas dan berbahagia?
Ayolah kita bersama-sama menjadi hamba-Nya yang  taat dan hamba-Nya yang menjalankan kewajiban-Nya. Semoga setelah merenungi kita mampu menjalankan 5 waktu dan kewajiban lainnya. Semoga kita mendapatkan rahmat dan hidayah-Nya serta tetap diteguhkan dalam keimanan. Karena akupun belum sepenuhnya menjadi manusia yang sempurna, dalam diriku banyak lubang-lubang yang perlu diperbaiki dan mungkin jika bisa dibandingkan aku masihlah seperti sebutir partikel debu yang terombang-ambing oleh angin.

Comments

Popular Posts

About Anime

Anime ( Japanese : アニメ ? , [anʲime]  ( listen ) ) is a term used to refer to Japanese animated productions featuring hand-drawn or computer animation. The word is the abbreviated pronunciation of "animation" in Japanese, where this term references all animation. The meaning of the word anime can vary slightly, definitions include animation from Japan or, alternatively, a Japanese-disseminated animation style often characterized by colorful graphics, vibrant characters and fantastic themes. Arguably, the stylization approach to the meaning may open up the possibility of anime produced in countries other than Japan. For simplicity, many Westerners strictly view anime as an animation product from Japan. [3] Some scholars suggest defining anime as specifically or quintessentially Japanese may be related to a new form of orientalism. [7] The earliest commercial Japanese animation dates to 1917, and production of anime works in Japan has since continu...

Arti Mimpi

 Akhir ini, aku sering kedatangan kamu dalam mimpiku. Ya mungkin seperti yang orang lain tau, bahwa kemungkinan aku terlalu sering memikirkan kamu. Sampai aku tidak ingin beranjak dari mimpi itu. Karena hanya melalui mimpilah aku bisa membenarkan yang salah. Aku bisa leluasa untuk bersama denganmu. Rasanya wajahmu sangatlah jelas dipandang. 

SURAT TERAKHIR

  MEMILIH YANG SALAH     Dears Tuan 26 Tersayang, Mungkin yang kamu kenal adalah aku yang dulu, ceria, bersemangat, dan selalu bersyukur. Tapi aku menyadari bahwa aku bukan lagi yang dulu, waktu dan keadaan mengubah aku. Aku yang dulu tumbuh penuh kasih sayang, merasa sudah tidak lagi merasakan itu. Aku merasa saat ini bukanlah diri aku. Aku merasa asing. Aku selalu merasa sendiri diantara kerumunan orang. Kepekaanku semakin tajam. Hal yang harusnya biasa tapi aku terlalu berlebihan memikirkannya. Disisi lain aku adalah tulang punggung keluarga, dimana keluargaku adalah keluarga kecil yang berbeda. Ayah yang cacat yang tidak punya pekerjaan tetap, sedang adik-adikku yang masih kecil. Rasanya berat bagi aku untuk memikirkan sebuah percintaan, dan aku trauma dengan masalalu yang membuat aku semakin tidak percaya tentang kasih sayang seseorang yang asli. Aku tidak bisa membedakan mana yang benar-benar sayang dan mana yang hanya sekedar bermain-main. Rasanya p...