“PEMBENAHAN GIZI UNTUK KEMAJUAN NEGARA”
WRITTEN BY : VIVIE WIDIYATUN NISA
Sumber daya manusia menjadi salah satu faktor yang penting dalam
pembangunan suatu negara. Sesuai dengan tuntutan perubahan dunia serta
teknologi yang semakin maju mendorong seseorang agar lebih unggul
sehingga mampu bersaing dengan orang lain disekitarnya. Pembentukan
sumber daya manusia harus dimulai sejak dini, yaitu sejak dalam
kandungan dan semasa balita. Karena semasa balita adalah masa yang
paling emas sebagai dasar atau penentu pertumbuhan menuju kedewasaan
yang sempurna. Di masa ini pula gizi harus diperhatikan dengan benar.
Mengutip dari sebuh artikel yang pernah saya baca bahwa di Indonesia
sendiri, gizi masih menjadi pokok masalah yang serius yang tidak boleh
dianggap remeh, walaupun Indonesia tergolong makmur dan subur, atas
sumber daya alamnya yang melimpah. Seperti yang telah kita ketahui
bersama melalui survey bahwa masih terdapat 100 sampel daerah yang
status gizinya masih tergolong rendah, salah satunya yaitu daerah DIY
dan Bali. Sebanyak 7,2% dari 153.580 anak balita di DIY menderita
obesitas. Sedangkan siswa SMP yang mengalami obesitas sebanyak 4,7% dari
9000-an siswa. Di Bali sendiri lebih dari 30% orang dewasa mengalami
hal yang sama. Padahal sudah diketahui obesitas bisa menyebabkan
seseorang berisiko menderita penyakit jantung, hipertensi dan
kolesterol. Demikian pernyataan prof, dr. Hamam Hadi, MS., Sc.D, dalam
menjelaskan hasil survey yang dilakukan Jurusan Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran dan Bapenas tahun 2005, di gedung penelitian gizi, Fakultas
Kedokteran, Selasa (20/2). Kurangnya pengetahuan, wawasan, dan perhatian
masyarakat mengenai arti penting asupan gizi dan pemeliharaan gizi
adalah salah satu penyebabnya. Selain itu ekonomi juga termasuk kedalam
penyebabnya, semakin rendah tingkat ekonomi keluarga semakin rendah pula
status gizinya. Sedangkan untuk keluarga dengan ekonomi yang tinggi
mereka mengutamakan gizi makanan dan teratur menjalani pola makan. Namun
tidak menutup kemungkinan bagi ekonomi yang tinggi juga memiliki status
gizi yang rendah akibat kurangnya kesadaran gizi dan kesehatan dalam
hidup mereka. Masalah lain yang terkait dengan status gizi di Indonesia
yaitu peran Pemerintah. Pemerintah terlihat tidak serius dalam menangani
masalah gizi di Indonesia, padahal kesehatan gizi sangat mempengaruhi
bagaimana kualitas sumber daya manusia dan aktivitas jasmani rohani
seseorang. Hal tersebut dibuktikan dengan beredarnya isu pembekuan
pendidikan profesi ahli gizi (dietitien) di salah satu Universitas di
Indonesia oleh Pemerintah. Masalah ini semakin pelik dan rumit jika kita
melihat realitas yang terjadi tidak diimbangi dengan adanya tenaga gizi
yang memadai.
“Lantas bagaimanakah agar sumber daya
manusia di Indonesia meningkat sedangkan status gizi di Indonesia lemah
? Padahal, kemajuan sumber daya manusia salah satunya di ukur dengan
tingkat status gizinya? Selain itu masih simpang siurnya pendidikan
profesi ahli gizi di Indonesia, sedangkan seorang nutritionis tidak
diperbolehkan untuk menangani si penderita gizi? .”
Hal tersebutlah yang mendasari keinginanku. Aku akan memberikan
kontribusi positif dan signifikan kepada lingkunganku, agama dan
bangsaku. Sebagai umat Muhammad dan putri dari keluarga sederhana, aku
bertekad menjadikan usia dan hidupku penuh kebaikan dengan ilmu yang
bermanfaat agar bisa memberikan solusi-solusi terbaik untuk bangsa dan
negaraku. Dan itulah arti hidupku, dengan dapat memberikan manfaat untuk
sekelilingku. Hal pertama yang akan saya lakukan ialah memperjuangkan
hak agar pendidikan profesi gizi diizinkan. Jika di Indonesia tidak juga
mengizinkan saya akan berusaha agar mendapatkan beasiswa dan mendapat
gelar RD hingga saya dapat berperan aktif dalam meningkatkan mutu gizi
di Indonesia. Hal lain yang akan saya lakukan yaitu meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya gizi dalam kehidupan,
karena gizi bukan hanya tentang makanan. Saya memiliki sebuah wacana
dimana saya akan membuat yayasan dan kelompok organisasi sosial yang
bergerak dibidang ilmu gizi. Organisasi tersebut meminta izin dan
menjalin hubungan dengan Kementrian Kesehatan dan Badan Penyuluh Pangan
Nasional Indonesia. Salah satu agendanya ialah dengan mengunjungi daerah
yang status gizinya rendah. Di sana kita akan memantau, meneliti di
daerah tersebut agar kita menemukan titik masalah dan mendapatkan solusi
terbaik. Selain itu agenda yang lain yaitu dengan memberikan penyuluhan
gratis, wawasan tentang gizi agar mereka sadar. Kita juga akan membuat
sebuah rumah, dimana rumah tersebut dikelola oleh anggota untuk membina,
merawat, dan memberi bantuan khusus bagi warga yang benar-benar
membutuhkan.
“Bukankah hal tersebut sudah banyak yang melakukan dan apa manfaatnya yang lain?.”
Memang, gerakan peduli sosial sudah banyak dilakukan oleh kalangan
masyarakat, namun apa yang akan kami lakukan akan sedikit berbeda,
dimana kita akan memberikan penyuluhan gizi dengan tetap menerapkan
hal-hal yang berhubungan dengan agama, selain itu pula kita akan selalu
memantau peningkatan yang terjadi di setiap daerah tersebut serta
membangun sebuah kelompok industri kecil dimana industri tersebut di
kelola oleh warga yang telah dibina. Industri kecil tersebut bergerak
dibidang makanan olahan yang pastinya unik, kreatif, inovatif, dengan
tetap menjaga, memperhatikan kandungan gizi dalam olahannya. Sehingga
manfaat yang didapat bukan hanya memperbaiki gizi warganya namun kita
menciptakan lapangan kerja yang memberikan penghasilan bagi mereka.
Manfaat lain yang didapat ialah memberikan arti kebersamaan, kesehatan,
kepedulian terhadap sesama. Kita juga membuka lowongan bagi lulusan
Sarjana dalam bidang Ilmu Gizi yang belum mendapatkan pekerjaan tetap
maupun yang pengangguran untuk berkecimpung dalam bidang sosial dalam
menanggulangi status gizi yang rendah.
Cara lain yang
akan saya lakukan yaitu bekerja sama dengan teman ahli teknik yang
berkecimpung dalam dunia software. Saya akan membuat program aplikasi
berbasis pengetahuan, pemberitahuan mengenai gizi seseorang. Aplikasi
tersebut akan mendeteksi apakah seseorang itu sehat atau sakit. Dengan
memasukkan gejala. Aplikasi tersebut juga dapat memberitahukan tentang
status gizi seseorang dengan memasukkan beberapa hal yang diperlukan.
Bukan hanya mendeteksi namun aplikasi ini akan memberikan anjuran,
saran, bahkan informasi tentang apa yang harus dilakukan. Salah satunya
juga akan memberikan tips dan trik untuk menjaga kebugaran, pola makan,
diet, dan asupan gizi yang baik bagi si pengguna aplikasi tersebut.
Dengan adanya kegiatan sosial dan aplikasi tersebut, saya berharap
dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka penderita gizi dan
meningkatkan status gizi di Indonesia agar lebih baik. Karena hingga
saat ini, penderita gizi masih cukup banyak menyerang anak balita
maupun orang dewasa. Selain itu saya berharap agar sumber daya manusia
di Indonesia meningkat sehingga mendorong Indonesia menjadi sebuah
negara yang maju dan makmur, bukan hanya kualitas sumber daya alamnya
yang melimpah namun juga sumber daya manusianya yang baik.
Comments
Post a Comment