Masya Allah sungguh sulit menempuh sekilat nafas di dunia yang fana ini, setiap kehendak terintang batu meski kehendak itu mulia, mengandung niat yang baik, sekalipun kehendak itu adalah hal yang sangat dianjurkan diridhai Allah. Setiap kali manusia memendam niat mulia dan baru saja hendak mengaplikasikannya saja sudah direnteti sejumlah halangan tertentu walau tidak banyak yang beruntung dapat menjalankan niat baiknya secara mulus sampai bisa beristiqomah.
Saya
sendiri menjadikan hal ini sebuah bahan perenungan memang apa yang kita
rasakan di dunia ini bukanlah sesungguhnya, bukanlah suatu kemutlakan
yang selamanya akan terus kita rasakan, bila hidup bahagia juga bukan
kebahagiaan hakiki, bila hidup susah juga bukan kesusahan yang hakiki,
sungguh kebahagiaan dan kesusahan yang mutlak dan hakiki itu secara
pasti akan kita rasakan kelak sewaktu di akhirat nanti tergantung dari
amal perbuatan kita masing – masing.
Di
samping itu segala macam hal yang pernah saya lihat dan saya alami
sendiri selama berkesempatan menghirup udara segar di bumi Allah ini
membuat saya sedikit demi sedikit dapat belajar mensyukuri segala
sesuatu yang ada dan terjadi, membuat saya belajar merendahkan diri di
hadapan sang Rabb yang maha Agung. Saya hanya manusia yang tinggal di
sebuah negara tikus, miskin, terinjak dengan sebutan negara berkembang,
saya lahir sebagai keluarga oknum kecil yang tidak terpandang, bahkan
tak ada artinya sama sekali dalam keglamoran hiasan dunia ini, saya
lahir dengan kemampuan otak dan IQ yang sangat minim sehingga
menyulitkan niat saya untuk meraih kejuaraan akademik meskipun hanya
kejuaraan kelas. Namun, sepatutnya hal itulah yang saya jadikan sebagai
patokan bagi saya untuk tetap menjadi manusia yang rendah hati, ampuh
memerangi sifat sombong sekaligus sebagai bahan merenungi diri ya Allah
hamba yang kecil, tidak berdaya tidak punya apa – apa, Engkaulah zat
penguasa segala yang baik, yang takjub yang kaya yang tidak tertandingi
oleh apapun dan siapapun… Begitu rendahnya hamba ini di hadapan-Mu ya
Allah…, begitulah cara saya untuk tetap merendahkan diri di hadapan
Allah sekaligus membantu menyebar benih – benih sifat rendah hati pada
keruhnya hati ini.
Selain itu sudah
seharusnya hati kita terenyuh akan hal – hal itu, semakin nampaklah apa
tujuan kita hidup di dunia ini, segala kesusahan, tangisan, dan
kerumitan masalah yang seakan – akan tiada jalan keluarnya secara tidak
sadar menguji kita, mampukah iman kita? Luluskah kita? Lalu apa yang
kita kejar dari dunia yang penuh dengan noda – noda yang pahit itu? Bila
ada manis pun manis – manis hambar, manis yang menipu, melena, membuat
kita mabuk seolah akan terus kita rasakan, sementara manis itu hanyalah
lewatan, dan hanya sebagai beban ujian, ujian, semuanya ujian!!! Bila
kita sampai terlena, gila, hingga saatnya kita di jungkalkan, tak kuat
iman sampai kufur apalagi sampai – sampai menuntut iradatNya… Matilah
kita. Na’udzubillaah…
Taukah kita
selama ini berlomba – lomba mengejar duniawi, sementara duniawi itu
macam bayangan yang bila saja teraih akan tidak ada artinya sama sekali,
sangat menipu. Manusia yang mengejar duniawi mati – matian laksana
dungunya kucing yang mengejar bayangan tubuhnya sendiri.
Semua
itu mengajari saya cara bermuhasabah, belajar mencintai sesuatu yang
lebih menjanjikan, yang dapat menuntun kita untuk dapat meraih
kebahagiaan yang hakiki kelak, menuntun kita untuk kebal akan magnit –
magnit setan yang menarik kita terperosok dalam tebing yang penuh api
dan batu yang membakar, hingga menciptakan sengsara yang abadi.
Mencintai-Nya
adalah hal yang menggembirakan, meneguhkan hati, menyejukkan sanubari.
Meskipun meraih surga-Nya adalah hal yang pedih, dalam perjalanan penuh
cambukan, bebatuan yang melukai, selama kita ada dalam pelukan-Nya,
dalam belaian-Nya dan rahmat-Nya, maka perjalanan ini akan berlalu
layaknya umur dunia ini.
“Allahumma
as-aluka tawfiqa ahlil huda, wa a’mala ahlil yaqini, wa munashahata
ahlit taubati, wa’azama ahlish shabri, wa jidda ahlil raghbati, wa
ta’abbuda ahlil wara’i, wa irfana ahlil ‘ilmi hatta akhafaka”.

Comments
Post a Comment