Skip to main content

Ukhti,untuk siapakah air mata kamu?

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Ukhti,apakah kau menangis?
Apakah kau meneteskan air matamu?
Untuk siapakah ukhti? Untuk siapa?
Apakah untuk dia?
Sesosok manusia yang Allah ciptakan sama seperti dirimu.
.
Duhai ukhti, nan cantik dan shalihah
Merenunglah
Renungkan semuanya.
Pantaskah dirimu meneteskan air mata untuk dia.
Ukhti, bukan untuk dia tapi untuk Dia.
Menangislah dirimu karena Dia.
Menangislah dirimu karena mengingat-Nya.
.
Dia lah Sang Maha Pengasih
Ukhti,menangislah dirimu karena Dia.. 

Comments

Popular Posts

About Anime

Anime ( Japanese : アニメ ? , [anʲime]  ( listen ) ) is a term used to refer to Japanese animated productions featuring hand-drawn or computer animation. The word is the abbreviated pronunciation of "animation" in Japanese, where this term references all animation. The meaning of the word anime can vary slightly, definitions include animation from Japan or, alternatively, a Japanese-disseminated animation style often characterized by colorful graphics, vibrant characters and fantastic themes. Arguably, the stylization approach to the meaning may open up the possibility of anime produced in countries other than Japan. For simplicity, many Westerners strictly view anime as an animation product from Japan. [3] Some scholars suggest defining anime as specifically or quintessentially Japanese may be related to a new form of orientalism. [7] The earliest commercial Japanese animation dates to 1917, and production of anime works in Japan has since continu...

Arti Mimpi

 Akhir ini, aku sering kedatangan kamu dalam mimpiku. Ya mungkin seperti yang orang lain tau, bahwa kemungkinan aku terlalu sering memikirkan kamu. Sampai aku tidak ingin beranjak dari mimpi itu. Karena hanya melalui mimpilah aku bisa membenarkan yang salah. Aku bisa leluasa untuk bersama denganmu. Rasanya wajahmu sangatlah jelas dipandang. 

SURAT TERAKHIR

  MEMILIH YANG SALAH     Dears Tuan 26 Tersayang, Mungkin yang kamu kenal adalah aku yang dulu, ceria, bersemangat, dan selalu bersyukur. Tapi aku menyadari bahwa aku bukan lagi yang dulu, waktu dan keadaan mengubah aku. Aku yang dulu tumbuh penuh kasih sayang, merasa sudah tidak lagi merasakan itu. Aku merasa saat ini bukanlah diri aku. Aku merasa asing. Aku selalu merasa sendiri diantara kerumunan orang. Kepekaanku semakin tajam. Hal yang harusnya biasa tapi aku terlalu berlebihan memikirkannya. Disisi lain aku adalah tulang punggung keluarga, dimana keluargaku adalah keluarga kecil yang berbeda. Ayah yang cacat yang tidak punya pekerjaan tetap, sedang adik-adikku yang masih kecil. Rasanya berat bagi aku untuk memikirkan sebuah percintaan, dan aku trauma dengan masalalu yang membuat aku semakin tidak percaya tentang kasih sayang seseorang yang asli. Aku tidak bisa membedakan mana yang benar-benar sayang dan mana yang hanya sekedar bermain-main. Rasanya p...